Betapa sulitnya kita menguasai lidah. Lidahpun adalah api, ia merupakan suatu dunia kejahatan & mengambil tempat diantara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yg dpt menodai seluruh tubuh (Yakobus 3:6). Dalam Yakobus 3:8 jg dijelaskan bahwa tidak ada seorangpun yg dpt berkuasa menjinakkan lidah, ia adalah sesuatu yg buas, yg tdk terkuasai & penuh racun yg mematikan.
Adakah dlm kehidupan kita tdk prnh bersalah dlm ucapan kita? Jujur saja, jika kita mau menghitung, terlalu banyak kita mengucapkan kata-kata yg tdk benar, entah itu perkataan yg menyakiti orang lain, perkataan kotor sebagai tanda kekesalan kita, kata-kata gerutuan karena diperlakukan tdk adil,dsb. Yang lebih mengerikan adalah ketika seringkali kita tdk mampu menguasai perkataan pada saat mengalami pencobaan!Bukankah kita lebih banyak mengumpat daripada mengucap syukur.
Dalam doanya Daud memohon agar Tuhan mengawasi mulut & menjaga pintu bibirnya. Saat itu Daud mengalami persoalan yg demikian berat, ia lari dari satu tempat ke tempat lain karena menghindari kejaran musuh-musuhnya. Tidak hanya itu, cobaan hidup seolah tdk pernah berhenti menimpa dirinya. Disaat seperti itu Daud menyadari bahwa manusia akan mudah sekali untuk jatuh dalam dosa krn perkataan. Ia tdk menginginkan ada kata-kata mengeluh, menggerutu karena persoalan yg ia hadapi. Jadi jika ia meminta Tuhan untuk mengawasi & menjaga perkataannya, karena ia ingin tetap mengucap syukur & memuji Allah sekalipun dalam pencobaan berat.
Belajarlah juga dari Ayub, bagaimana ia menjaga lidahnya tetap bersih di hadapan Tuhan. Sekalipun dicobai dengan sangat berat, tetapi kata-kata yang diucapkan adalah “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan!” Bahkan saat istrinya menyuruhnya untuk mengutuki Tuhan, ia tetap berkata “ Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah tetapi tidak mau menerima yg buruk?”. Dan Firman Tuhan menulis : Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. (Ayub 2:10).
Dengan lidah mari kita memuji Tuhan(Yakobus 3:9).
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu tetapi pakailah perkataan yg baik untuk membngun dimana perlu supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia ( Efesus
Perlu kita sadari bahwa kita sangat mmbutuhkan pertolongan Tuhan untuk selalu mengawasi perkataan kita. Mari kita mulai untuk memperbaiki diri. Belajar untuk tidak menyalahkan Tuhan oleh karena pencobaan yang kita alami, tetapi biar Tuhan mendapati kita sebagai orang yang tidak berdosa dlm perkataan kita. Bersukacita senantiasa, tetaplah berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal. ( 1 Tesalonika 5:16-18)
Camkanlah apa yg menjadi doa Daud : “ Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!” ( Mazmur 141:3). Mintalah kepada Tuhan untuk selalu mengawasi setiap perkataan kita, sehingga dapat menjadi berkat bagi yang mendengarkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar